Jumat, 14 Agustus 2009

materi ajar

2. Uraian Materi Pembelajaran :
2.1. Penciptaan : Evolusi atau karya Allah
Saudara tentu pernah mendengar tentang teori Evolusi, bahwa segala asal usul kehidupan dan alam semesta ada karena rangkaian peristiwa berbiliun-biliun tahun. Teori Evolusi sulit dibuktikan secara ilmiah karena belum pernah ditemukan perkembangan bertahap makhluk hidup dari bentuk paling sederhana sampai paling rumit. Meski tidak dapat disangkal bahwa terjadi perubahan dan perkembangan berbagai jenis makhluk hidup, contoh beberapa jenis yang punah di satu sisi ditemukan keturunan baru jenis tertentu. Tetapi perlu diingat tidak ada bukti bahwa satu jenis makhluk hidup berkembang dari jenis lain (Transmutasi).
2.2. Apa kata Firman Tuhan
Terlebih dahulu, saudara membaca dan merenungkan firman Tuhan dalam Kejadian 1:26-28 tentang bagaimana Tuhan menciptakan manusia. Selanjutnya Kejadian 2:4-25 tentang penciptaan dan lingkungan manusia.
Manusia (laki-laki dan wanita) diciptakan secara khusus oleh Tuhan Allah, sehingga keduanya bukan hasil proses evolusi. Kedua manusia diciptakan menurut “gambar” dan “rupa” Allah. Lalu dengan demikian apakah arti “gambar” (Ibrani : tzelem) dan “rupa” (Ibrani “ demuth).
a. Manusia yang diciptakan menurut “gambar” dan “rupa” mempunyai kemampuan untuk bersekutu dengan Allah yang secara unik mencerminkan kasih, kemuliaan dan kekudusan-Nya. Ini terlihat ketika Allah berbicara kepada manusia secara langsung dan pribadi (ay. 22, 28).
b. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Berbeda dengan binatang dan tumbuhan diciptakan “segala jenis” atau “according to its kind” (menurut jenisnya). Lihat Kejadian 1:11-12, 21, 24-25. Ada beragam jenis , tipe atau species tumbuhan, burung, binatang laut dan binatang darat, namun manusia tidak sedemikian halnya. Manusia bisa memiliki perbedaan warna kulit, perawakan dan hal lain, namun ada satu persamaan yang fundamental yaitu sama-sama diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
c. Manusia memiliki keserupaan moral dengan Allah, karena mereka tidak berdosa dan kudus, memiliki hikmat, hati yang mengasihi dan kehendak untuk melakukan yang benar (bd. Ef 4:24). Ketika Adam dan Hawa berdosa, keserupaan moral dengan Allah ini tercemar (Kej 6:5). Dalam proses penebusan, orang percaya harus diperbaharui kepada keserupaan moral itu lagi (bd. Ef 4:22-24; Kol 3:10).
d. Adam dan Hawa memiliki keserupaan alamiah dengan Allah. Mereka diciptakan sebagai makhluk yang berkepribadian dengan roh, pikiran, perasaan, kesadaran diri, dan kuasa untuk memilih (Kej 2:19-20; Kej 3:6-7; 9:6). Allah menciptakan manusia sebagai makhluk tiga-unsur (roh, jiwa, tubuh), memiliki pikiran, perasaan dan kehendak agar menyembah serta melayani Tuhan dengan iman, kesetiaan, dan rasa syukur.
e. Penciptaan manusia dalam rupa Allah tidak berarti bahwa mereka adalah ilahi. Manusia diciptakan pada tingkat yang lebih rendah (hampir sama dengan Allah) dan senantiasa bergantung kepada Allah. Setiap kali Tuhan Allah menciptakan selalu berfirman “baik” (Kej. 1:10; 13) sedangkan pada saat selesai menjadikan manusia dari debu tanah Tuhan berfirman “amat baik” (Kej. 1:31) sehingga manusia dijadikan mahkota Allah (Maz. 8:6)

Selasa, 28 Juli 2009

Hi

Gimana Kabarnya